OPINI* (SuaraIndonesia.net)–Nama Ipuk Fiestiandani Azwar Anas tidak asing lagi di Kabupaten Banyuwangi. Bupati perempuan yang dilantik pada tanggal 26 Februari tahun 2021 tersebut menjabat kurang lebih 3,5 tahun. Namun tak sedikit yang beliau hasilkan bersama tim yang ada di pemerintahan Kabupaten Banyuwangi baik ASN maupun non ASN. Tak lepas peran Sekretaris Daerahnya Ir. Mujiono.
Sepak terjang Ipuk sejak dilantik hingga sekarang tidak lepas dari dokumentasi digital dan semua masyarakat bisa akses rekam jejak kinerja Ipuk selama ini. Namun dikarenakan mendekati pemilihan kepada daerah di tahun 2024, kegiatan apapun yang Ipuk lakukan selalu dianggap pencitraan atau tidak pernah benar terutama dihadapan para pembenci. Salahkah jika Bupati melayani dan dekat dengan rakyatnya?.
Berbicara pemilihan kepala daerah, bukankah selain Ipuk ada kandidat lain yang juga sering turun ke lapangan untuk menampung aspirasi masyarakat?. Hemat penulis, ada kinerja Ipuk dan tim yang memang perlu dimaksimalkan lagi untuk masyarakat, namun perlu diketahui Ipuk menjabat Bupati kurang dari 4 tahun.
Sosok ke-ibuan Ipuk sangat tampak natural saat turun ke masyarakatnya. Tanpa protokol yang ketat masyarakat bisa leluasa foto bersama, bersalaman, bahkan berbincang langsung dengan Ipuk. Sangat tidak fair hemat penulis jika hanya kekurangan dari segi kinerjanya saja, namun hasil kinerja yang dicetuskan di era Ipuk Fiestiandani juga perlu diulas.
Era Ipuk, terlahir Sekda terbaik di Indonesia, pembangunan infrastruktur yang bisa dirasakan masyarakat seperti perbaikan jalan, pembangunan irigasi, penurunan tingkat kemiskinan. Ajang politik di pemilihan kepala daerah ini bukanlah ajang saling cari selah untuk menjatuhkan, namun adu gagasan adu visi – misi. Tak ada manusia yang bersih, yang tidak memiliki kekurangan dan kesalahan.
Ipuk tidak pernah membenci, meskipun sering tergiring oleh opini yang kurang baik oleh pembenci.
*Penulis: Veri Kurniawan S.St.,S.H