OPINI* (SuaraIndonesia.net)–Pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah ( Pilkada ) sudah dekat, tidak sedikit para bakal calon Bupati, calon Gubernur dan wakilnya mulai menggerakkan mesin politiknya melalui tim yang dibentuk. Ada yang menarik dari persiapan pilkada ini khususnya di Banyuwangi yaitu terkait isu “memborong rekomendasi “dan hal itu belum ada yang bisa memastikan dan menunjukan kebenarannya.
Isu yang beredar tersebut menerpa petahana yaitu ibu Ipuk Fiestiandani. Isu memborong rekomendasi di pihak petahana terus bergulir, namun Ipuk Fiestiandani pun dengan bijak dan santai menghadapinya. Hemat penulis, jika memang benar adanya ” memborong ” , itu sah – sah saja jika tidak ada kegiatan transaksional finansial karena itu bukan suatu solusi yang tepat dan bijak. Namun jika memborong dengan transaksional atau mahar mahal, saya rasa pendukung atau masyarakat tidak setuju dengan langkah tersebut.
Hemat penulis, rekomendasi partai itu sangat penting, tapi sangat lebih penting adalah rekomendasi dari masyarakat langsung. Rebut hati masyarakat dengan melakukan kegiatan politik yang positif, mendidik, dan berdampak langsung untuk masyarkat.
Kaitan isu yang menerpa petahana, apakah yakin bakal calon yang lain tidak melakukan kontrak politik dengan transaksional, atau tidak ada kekurangan yang sengaja disimpan dengan rapi?. Penulis meyakini bahwa masing – masing pendukung maupun tim sukses memiliki strategi dan mengetahui kekurangan masing – masing bakal calon dan terasa kurang baik untuk masyarakat luas jika pesta demokrasi ini hanya adu kekurangan atau mengumbar aib masing – masing bakal calon.
Wajah lama belum tentu lebih baik, wajah baru pun belum tentu yang terbaik, kalau mengingat manusia tidak ada yang sempurna. Namun jika dilihat dari sudut lain, semua bakal calon sama – sama yang terbaik. Ipuk dengan kekurangannya dalam arti penyelesaikan program kerja yang belum tuntas karena masa jabatan yang tidak jangkap 5 tahun, dan bakal calon yang baru dengan masih meraba program atau masih dalam angan – angan program kerjanya.
Biarkan masyarakat memilih dengan hati nuraninya, jangan paksakan atau jangan ” perkosa ” pikiran masyarakat dengan hal atau kegiatan politik yang tidak sehat. Adu gagasan, adu visi – misi hal yang utama didengungkan oleh semua bakal calon, tapi jangan hanya ” omon – omon “.Veri
*Penulis: Kurniawan S.ST.,SH.