OPINI* (SuaraIndonesia.net)–Salah Satu Punggawa negeri dongeng PT. Pasukan Jembuk – Jembuk nampaknya juga pernah plesiran ke luar negeri. Plesiran itu ditenggarai bukan lah tugas dari profesionalismenya sebagai pegawai di negeri dongeng, namun sebagai pribadinya untuk memanjakan diri.
Nampak kalem dan idealis tak mau uang, namun fakta yang ditemukan diluaran sana menurut sesama punggawa negeri dongeng sebut saja namanya Nonok, bahwa dirinya sering meminta asupan dana untuk kegiatan plesirannya. Tak sedikit nominal yang ia minta, puluhan hingga ratusan juta yang ia dapat.
Ada indikasi salah satu punggawa ini melakukan Abuse Of Power. Halo bapak Anas Juragan Angkot, tolong diingatkan satu punggawa anda, jika tidak ingin tatanan yang tertata hancur dan banyak korban dari pegawai PT. Pasukan Jembuk – Jembuk.
Usut punya usut, satu punggawa ini bertengger karena relasi bisnisnya yang kaya dan kuat di jejaringnya. Dari situ dirinya mulai merasa angkuh dan gampang mengkerdilkan orang lain tanpa harus berhitung bagaimana dirinya berperilaku.
Sekilas percakapan antara anak desa bernama Paimin dengan pak Nonok di warung kopi:
Nonok : Heh Min Paimin, ngerti tidak kamu tentang mas Aminrudun ?.
Paimin : Kenapa to kang Nok dengan pak Aminrudin? Angkuh itu kah?
Nonok : Ya kalau itu sudah lama, bukan itu ada lainnya yang buat aku tercengang dan tidak habis pikir.
Paimin : Apa si kang, kok jadi penasaran aku ini, ucap Paimin sambil makan pisang goreng.
Nonok : Terlihat kalem, tidak mau uang tapi ternyata dia sangat suka sekali bahkan sering minta puluhan hingga ratusan juta ke temanku yang bernama cak Ugik saat dia di luar negeri.
Paimin : Masak to kang?.
Nonok : Ini lo aku punya bukti transfernya dan bukti – bukti lain. Sambil dilihatkan kertas bukti transfer atas nama si Aminrudin berjumlah ratusan juta rupiah.
Paimin : Wah gak bahaya ta kang Nonok?. Tapi biarkan sudah kang, pokok jangan aos kalau kata orang Oseng.
Pesan dari tulisan ini dari penulis bahwa saat menduduki jabatan yang strategis janganlah dengan jabatan itu jadi merasa angkuh, sombong, dan mudah mengkerdilkan orang lain.
Tulisan ini hanya fiksi belaka dan sebagai hiburan. Jika ada kesamaan nama dan peristima penulis minta maaf.
*Penulis: Veri Kurniawan S.ST S.H (Forum Analisis Kebijakan dan Pembangunan Daerah/FOSKAPDA)