OPINI* (SuaraIndonesia.net)–Jika beberapa waktu lalu Wakil
Bupati Banyuwangi, H. Sugirah bermanuver dengan mendaftar melalui Jalur Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), kini malah muncul KH. Ahmad Munib Syafaat ( Gus Munib) yang mengambil formulir di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Meski hanya sebatas mengambil formulir dan belum tentu mengembalikan formulir alias mendaftar, sikap Gus Munib ini mengejutkan sekaligus menghebohkan. Sebagai kader aktif PKB, dia justru ingin mengendarai sepeda motor orang lain.
Meski sudah pamit alias minta izin untuk mencoba kendaraan atau sebatas menunggang, tapi hal itu justru menimbulkan asumsi bahwa dia malah tidak percaya diri dengan sepeda motornya sendiri yang selama ini dirawat dengan baik.
Padahal, sepeda motor warna merah tersebut selama ini dikuasai oleh keluarga Abdullah Azwar Anas sejak 2010. Kini, sepeda motor itu mesinnya masih prima dan dikendarai oleh Ipuk Fiestiandani, sebagai Bupati Banyuwangi. Potensinya, sepeda motor itu masih akan tetap dirawat dan akan terus dijadikan kendaraan untuk berjalan pada tahun ini dan nyaris potensi untuk dilego atau dijual rasionya sangat tipis.
Meski sebatas mencoba, tapi tersirat bahwa hal ini bisa membawa perspektif berbeda bagi yang melihat. Jangan jangan, Gus Munib ini malah rela berboncengan dengan Ipuk Fiestiandani yang dianggap sepeda motornya paling siap jika dibandingkan dengan sepeda motor lainnya. Kadang terjadi mogok, turun mesin, kurang oli, ban bocor dan seterusnya.
Langkah Gus Munib yang notabene rektor Universitas Islam Darussalam Ini memang dinilai hal biasa dan cukup wajar. Mengingat, sepeda motor yang selama ini digunakan ternyata hasil sewa. Pemilik sepeda motor sekaligus pemilik sah BPKB ditengarai akan memberikan sepeda motor itu kepada KH. Ali Makki Zaini alias Gus Makki untuk dipakai.
Ketua umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dalam beberapa kali kesempatan dengan tegas dan lugas menyebut Gus Makki, mantan Ketua PCNU adalah calon bupati Banyuwangi. Kedekatan Gus Makki dengan Cak Imin memang tidak diragukan lagi. Padahal, Gus Munib telah mendapatkan aspirasi dari para koleganya, bahwa dia salah satu yang layak diusulkan mengendarai sepeda motor itu dengan segala kekurangannya.
Bersama Priyo Santoso, Ali
Mahrus, cuma Gus Munib yang paling siap mengendarai sepeda motor itu dengan segala persiapan bahan bakarnya. Terbukti, dia juga “pede” daftar di PKB sementara dua koleganya itu tidak daftar.
Apalagi, dia juga termasuk kakak kandung, KH Abdul Malik Ketua DPC PKB Banyuwangi.
Gus Munib juga punya punya perantara yaitu keponakannya seperti Nihayatul Wafiroh anggota DPR RI dari PKB untuk sampai tembus di Cak Imin. Jika Gus Malik dan Nihayatul Wafiroh sebatas perantara, namun Gus Makki dinilai tembus langsung ke Cak Imin tidak perlu perantara. Fenomena ini yang membuat peta politik di Banyuwangi kian hari semakin mengejutkan.
Sikap arif bijaksana ini tentu ada di pundak Gus Makki. Apakah dia kemudian tetap mengendarai sepeda motor itu atas dasar kepercayaan dari Cak Imin. Atau Gus Makki pada akhirnya mengembalikan mandat dan menyerahkan pilihan kepada Gus Munib.
Bisa jadi, demi kepentingan bersama. Upaya rekonsiliasi dibangun sedini mungkin menjelang Pilkada. Gus Makki dan Abdullah Azwar Anas sebagai sutradara Ipuk Fiestiandani dan Gus Munib berjalan berbarengan untuk Banyuwangi pasca perang dingin Pilkada 2020 lalu.
Jika rembug itu terjadi, maka pasangan Ipuk-Gus Munib dengan kolaborasi PDIP-PKB dengan slogan Bang-Jo akan sulit dikejar oleh para rival. Skema 2029, Gus Munib mencalonkan bupati, sementara Ipuk sudah mencapai finis dan tidak boleh ikut balapan. Proporsinya, giliran PKB sebagai calon bupati, sementara PDIP sebagai calon wakil bupati periode 2029 nanti.
Dengan demikian, Gus Makki dan Abdullah Azwar Anas yang sama-sama putra terbaik Banyuwangi akhirnya benar-benar bersinergi dan bersatu padu. Sama halnya, kini Gibran Rakabuming Raka putra sulung Joko Widodo terpilih sebagai wakil presiden 2024. Pada tahun 2029 berpotensi bisa nyalon presiden.
Sementara, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) putra dari SBY yang notabene mantan presiden diplot sebagai calon wakil presiden. Sementara, Prabowo Subianto hanya sekali periode untuk mengabdi untuk Indonesia. Cita-cita Indonesia Emas akan terwujud.
*Penulis: Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil se-Banyuwangi