OPINI* (SuaraIndonesia.net)–Banyuwangi merupakan Kabupaten yang berada di paling ujung pulau jawa. Kabupaten yang begitu luas wilayahnya dan kaya akan sumber daya alamnya. Banyuwangi memiliki Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kurang lebih ada di angka Rp. 3 Triliun.
Perlu diketahui, profesi atau pekerjaan di Kabupaten ini yang sangat laku untuk mendapatkan respon yaitu ” Bakul Data dan Bakul Isu “. Barang siapa yang mahir dalam mengemas data dan isu sebagai produknya, maka bakul tersebut dipastikan akan mendapatkan cuan yang melimpah dari jualan dagangannya tersebut.
Tidak sedikit ningrat dan pejabat yang takjub dan tertarik untuk merespon para “Bakul Data dan Bakul Isu ” yang mahir bahkan pemula yang memang ada mentor untuk di-training agar meyakinkan, menarik dan terjual mahal.
Bakul Data dan Bakul Isu ini muncul musiman satu tahun dua kali layaknya musim Durian dan musim Mangga. Masing-masing bakul ini memiliki ciri khas tersendiri dalam menawarkan dagangannya. Ada yang dengan cara keras ada juga dengan cara menyerang pribadi calon konsumen yang akan ia tawari barang jualannya.
Alangkah naifnya jika yang disalahkan hanya pembeli, bagaimana dengan para Bakul yang sengaja menjajakan jualannya dengan cara yang tidak semestinya dengan tujuan meraup cuan yang lebih banyak?
Kebiasaan Bakul tersebut jika orang yang dituju tidak mau merespon dan tidak mau membeli dagangannya, maka ancaman secara verbal yang mereka keluarkan. Ini adalah jurus ampuh bagi para Bakul yang dipoles dan dibalut bahkan dikemas dengan kata ” idealis”.
Lalu jika ditanya siapa yang benar dan siapa yang salah? Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah, mungkin itu sudah jadi kemampuan sang Bakul dalam menjual barang dagangannya.
Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dalam tulisan ini adalah, seperti dalam bahasa Osing ada istilah Adung Ladak Ojo Clutak. Artinya kurang lebih adalah jika masih mau jangan rakus. Jika masih mau dengan cuannya, janganlah berusaha menjatuhkan orangnya.
Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak ada maksud dan kepentingan lain. Jika ada kesamaan kata dan peristiwa mohon dimaafkan, ini hanya untuk hiburan semata.
*Penulis: Veri Kurniawan S.ST., S.H (Forum Analisis Kebijakan dan Pembangunan Daerah/FOSKAPDA)