OPINI* (SuaraIndonesia.net)–Menyongsong pemilihan kepala daerah serentak tahun 2024 menjadi menarik perhatian publik. Salah satunya Pemilihan Bupati Banyuwangi.
Nama tak asing lagi di telinga kita dengan sosok Abdullah Azwar Anas, mantan Bupati Banyuwangi Periode 2010-2019. Bupati dengan segudang prestasi yang berhasil membawa Banyuwangi menjadi dikenal dengan berbagai pencapaian dan penghargaan.
Perjalanan karir politik Anas memang menarik untuk dibahas. Setelah dirinya memutuskan untuk cabut dari senayan dan memilih nyalon di Pilbup 2010 menggunakan kendaraan politik partai banteng, ternyata menjadi keputusan tepat. Anas sukses mengalahkan lawan politiknya Bupati Ratna kala itu menjadi petahana. Bahkan, Anas dua kali berturut-turut menjabat Bupati Banyuwangi.
Setelah dua kali periode, Bupati Anas tidak mencalonkan diri lagi. Sempat lama vakum, Anas mencoba peruntukannya dengan mencalonkan diri menjadi Kepala LKPP RI dan lagi-lagi instingnya tepat.
Bahkan, saat ini dirinya berhasil menembus istana negara dengan duduk di kursi Menpan RB menggantikan Tjahjo Kumolo yang meninggal dunia saat itu.
Apa karena keberuntungan atau keteguhan? Entahlah, mungkin bisa jadi keduanya.
Kesuksesannya menjadi Bupati ditularkan kepada sang Istri, Ipuk Fiestiandani. Berbekal racikan dan strategi jitu dari sang suami, Ipuk dengan lancar melanggengkan diri menjadi Bupati Banyuwangi (2019-2024) melawan mantan pasangan suaminya dulu, Yusuf Widyatmoko.
Lalu, bagaimana peluang Bupati Ipuk dalam Pilkada serentak tahun ini? Apakah akan mengikuti jejak sang suami menjadi Bupati selama dua kali periode?
Melihat peluang Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani jika benar-benar maju Pilkada serentak 2024 sangat menarik untuk dibahas.
Sedikit mengulik sosok Bupati Ipuk. Memang tak mudah melepas nama besar dari sang suami, Abdullah Azwar Anas. Namun, selama kepemimpinannya Bupati Ipuk membuktikan dengan berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi. Bahkan, tidak sedikit program-program yang dicanangkan langsung menyentuh masyarakat.
Menjadi incumbent memang sangat diuntungkan, tak perlu mempromosikan dirinya karena sudah dikenal masyarakat luas. Baik atau buruk serta puas atau tidaknya masyarakat tergantung kebijakannya yang dibuat selama masa kepemimpinannya.
Melihat indeks kepuasan masyarakat (IKM) yang dihimpun oleh Dinas Kominfo dan Persandian kabupaten Banyuwangi tahun 2022 diperoleh nilai 80,77 persen (Kategori Baik). Artinya kans atau peluang Bupati Ipuk untuk menjadi Bupati lagi terbuka lebar.
Nilai tersebut tentu berbanding lurus dengan berapa sering Bupati Ipuk turun ke masyarakat dan mewujudkan harapan, kebutuhan masyarakat, meskipun belum 100 persen bisa memuaskan semua masyarakat Banyuwangi yang memang wilayahnya luas.
Meski tingkat kepercayaan masyarakat tersebut besar, Bupati Ipuk juga perlu sosok wakil Bupati untuk mendongkrak elektabilitasnya. Santer isu, H. Sugirah tidak dipasangkan lagi dengan Bupati Ipuk.
Ada beberapa opsi calon wakil bupati yang digadang-gadang menjadi pasangan Bupati Ipuk jika berniat maju pada Pilkada serentak, seperti Kepala Dinas Pengairan, Dr. Ir. H Guntur Priambodo yang kerap membersamai bupati saat kerja tinjau lapangan.
Dr. Ir. H Guntur Priambodo merupakan sosok dari birokrasi yang kerap turun ke masyarakat langsung untuk menyerap harapan dan aspirasi masyarakat (petani), utamanya di persoalan ketersediaan air untuk pertanian.
Selain Guntur, baru-baru ini muncul nama politisi kawakan dari partai Demokrat, Michael Edy Haryanto S.H., M.H., menjadi wakil bupati Ipuk. Dilihat dari tatanan politik sendiri, Bupati Ipuk yang berasal dari Partai PDI Perjuangan memiliki peluang untuk bersanding dengan ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi Michael Edy Haryanto S.H., M.H.
Jika tidak bersanding dengan Ipuk Fiestiandani, sosok Ratna siap bersanding dengan Gus Munib. Ratna yang tidak lain merupakan mantan Bupati di eranya, kemungkinan besar akan ikut meramaikan kontestasi cabup-cawabup Banyuwangi 2024 dengan masuk ke Partai Demokrat Banyuwangi.
Siapakah yang berpeluang jadi wakilnya Ipuk?
Pencalonan Ipuk Fiestiandani menjadi tanda tanya atau dinanti-nanti oleh banyak rival politiknya. Siapa wakil Ipuk Fiestiandani akan menentukan pihak lawan dalam menentukan komposisi dan peta politiknya.
Selain ketiga nama di atas, terdapat nama Sekda Banyuwangi, Mujiono, I Made Cahyana Negara (Ketua DPC PDIP), dan lain-lain.
Untuk memutuskannya, Bupati Ipuk mungkin akan meminta pencerahan dan restu dari sang mentor, Abdullah Azwar Anas untuk memilih siapa calon yang pas dan pantas menemaninya dalam kontestasi Pilkada serentak tahun 2024.
*Penulis: Veri Kurniawan S.ST., S.H (FORUM ANALISIS KEBIJAKAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH/FOSKAPDA)