Oleh: Arip Marsudi*
OPINI (SuaraIndonesia.net)—Meski Pemilu Presiden dan pemilihan legislatif serta DPD belum selesai seratus persen, masyarakat dihadapkan lagi pada proses politik di daerah yakni pemilihan kepala daerah yang seyogyanya akan dilaksanakan pada November 2024.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI) secara resmi mengeluarkan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 2 Tahun 2024 Tentang Tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2024.
Berdasarkan Keputusan yang ditandatangani Ketua KPU Pusat, Hasyim Asy’ari ini Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak ini akan dilaksanakan, Rabu 27 November 2024 mendatang.
Di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Bupati Ipuk Fiestiandani yang merupakan incumbent naga naganya akan kembali maju dalam perhelatan politik 2024.
Beberapa nama yang santer dikabarkan dan berpeluang akan mengikuti kontestasi 5 tahunan itu diantaranya diantaranya ada tokoh politik Sumail Abdullah Politisi Gerindra, Ruliyono ketua DPD Golkar Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto Ketua DPC Partai Demokrat, Gus Munib politisi PKB dan Made Cahyana Negara ketua DPC PDIP Banyuwangi.
Selain kelompok politisi, ada juga tokoh birokrasi (ASN) yang disebut sebut bakal maju ikut pilkada banyuwangi diantaranya Sekda Mujiono, Kadis PU Pengairan Guntur Priambodo dan yang sudah deklarasi beberapa waktu lalu adalah sekretaris kantor perpustakaan dan arsip, Ali Ruchi.
Dari kelompok pengusaha ada nama yang sering di sebut sebut maju pilkada adalah pengusaha pupuk pertanian Sunarko dan mantan ketua HIPMI Banyuwangi, Dede Abdul Ghani.
Dari kelompok perempuan, beberapa nama yang disebut memiliki potensi diantaranya akademisi IAI Ibrahimy Genteng Banyuwangi, Dr Emi Hidayati Spd.Msi, Anggota DPR RI Nihayatul Wafiroh (Nduk Nik), Anggota DPRD Jatim Hj. Makmullah Harun ,M.P.d.I, dan mantan bupati Banyuwangi periode 2005 – 2010, Ratna Ani Lestari.
Terbaru muncul nama KH Ali Makki Zaini yang akrab disapa Gus Maki.
Kemunculan nama Gus Maki, tentu saja menghenyakkan masyarakat Banyuwangi. Pasalnya, Kiai nyentrik yang akrab dengan semua kalangan itu tidak pernah menunjukkan gelagat untuk ikut dalam kontestasi pilkada. Tak Pelak, kemunculan namanya menjadi perhatian serius banyak pihak.
PDIP yang selama ini mengusung pencalonan Ipuk, dimungkinkan tidak perlu pusing mencari koalisi partai. sebab, diperkirakan perolehan kursi di DPRD memungkinkan untuk mengusung calon bupati sendiri. Namun tidak menutup kemungkinan, PDIP membuka ruang koalisi dengan partai lain.
Jika mengacu pada koalisi nasional pemilihan presiden, dimungkinkan akan terdapat 3 pasang calon bupati dan wakil bupati di Banyuwangi. PDIP hampir bisa dipastikan akan mengusung kembali Ipuk Fiestiandani sebagai calon bupati. Sedangkan, Gerindra, Demokrat dan Golkar akan berada pada satu barisan.
Demikian juga PKB dan Nasdem, akan mengusung calon sendiri.Diakui atau tidak, Ipuk sementara ini merupakan kandidat terkuat. Program Bupati Ngantor di desa atau Bunga Desa, memiliki daya tarik yang luar biasa dikalangan masyarakat bawah.Apalagi, program bunga desa dilakukan secara masif selama hampir 5 tahun masa kepemimpinan Ipuk.
Dari semua nama nama toko yang muncul atau dimunculkan sebagai peserta pilkada di atas, dirasa belum ada yang memiliki kemampuan yang cukup untuk menggerus nama Ipuk Fiestiandani di kalangan Grassroot.
Hanya satu tokoh yang memiliki program serupa dengan Bunga Desa yakni NU Sobo Deso yang merupakan icon NU selama di pimpin oleh Gus Makki.Pertanyaannya, cukup punya nyalikah partai penantang Ipuk Fiestiandani untuk menanggalkan ego partai guna mengusung Gus Makki sebagai bakal calon Bupati Banyuwangi?
*Penulis adalah pemerhati politik