JAKARTA (SUARAINDONESIA.NET) Menteri BUMN RI, Erick Thohir terus berkomtmen menggalakkan aksi bersih-bersih perusahaan-perusahaan milik negara. Pasalnya, aksi penyelewengan yang terjadi di dalam tubuh BUMN bisa menimbulkan dampak terhadap masyarakat.
Apalagi, BUMN merupakan sepertiga kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh negara dan bangsa Indonesia. Maka dari itu, Erick Thohir berupaya agar perusahaan-perusahaan BUMN bersih dari potensi korupsi.
“BUMN sebagai penggerak sepertiga ekonomi kita itu punya peranan vital, kalau tata kelolanya enggak benar, dikorupsi lah, itu yang rugi bukan perusahaan BUMN-nya saja, tapi juga masayarakat dan negara,” tutur Erick Thohir.
Dalam upaya bersih-bersih ini, Erick Thohir juga menggandeng berbagai pihak. Di antaranya adalah Kejaksaan Agung. Di mana, kolaborasi ini terus membuahkan hasil positif dalam upaya pengungkapan penyelewengan di dalam perusahaan-perusahaan BUMN.
Terbaru, kolaborasi tersebut berhasil menetapkan empat orang tersangka penyidikan dugaan korupsi dan penyelewengan dana pembangunan oleh PT Waskita Beton Precast. Selain itu, kolaborasi BUMN dan Kejagung juga membuka penyidikan baru terkait dugaan korupsi pengadaan tower transmisi Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2016 senilai Rp 2,25 triliun.
“Tentu sejak awal, kami di Kementerian BUMN terus bersinergi dan berkolaborasi dengan Kejakgung. Saya dan Pak Jaksa Agung punya visi yang sama dalam program bersih-bersih BUMN,” ujar Erick Thohir.
Eks Presiden Inter Milan itu mengatakan, kolaborasi dengan Kejagung sebagai lembaga penegakan hukum sangat dibutuhkan oleh BUMN. Dengan cara itu, Erick Thohir optimis mampu menyelesaikan persoalan-persoalan korupsi yang sudah mangkrak lama di tubuh BUMN.
“Kita tidak mau lagi BUMN jadi menara gading, ini eranya kolaborasi, itu alasannya sejak awal kami dan Kejakgung terus berkolaborasi dalam menyelesaikan sejumlah persoalan yang ada di BUMN,” pungkasnya. (SI)