JAKARTA (SUARAINDONESIA.NET) Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti menilai kenaikan elektabilitas Menteri BUMN Erick Thohir dalam sejumlah bursa capres-cawapres didorong faktor kinerja dan rekam jejak. Erick Thohir disebut memiliki rekam jejak yang memukau publik sehingga berhasil menjadi primadona sebagai kandidat di Pilpres 2024.
“Sekarang ini nama beliau yang pertumbuhan elektabilitas dan popularitasnya itu makin tak terbendung,” kata Ray Rangkuti.
Ray melihat elektabilitas Erick Thohir juga meningkat berkat kinerjanya yang baik dalam setiap tugas yang diberikan. Erick Thohir disebut layak didorong maju sebagai kandidat presiden karena prestasinya.
“Orang ini punya bakat yang bagus kalau didorong untuk lebih sekedar menteri. Pak Erick memperlihatkan prestasi-prestasi yang mengakibatkan namanya terus meningkat di lingkaran capres dan cawapres,” ungkapnya
Erick Thohir memang terus menunjukkan keberhasilan dan kesuksesannya di Kementerian BUMN, seperti meningkatkan laba bersih BUMN dari Rp. 13 triliun menjadi Rp. 90 triliun, serta mampu menjadikan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,97% atau senilai Rp 8,6 triliun, dan menyerap 97% total tenaga kerja nasional.
Kinerja Erick Thohir terlihat bukan hanya sebagai Menteri BUMN. Jauh sebelum ditunjuk sebagai menteri, cikal bakal Erick Thohir untuk memimpin negeri terlihat saat diamanati sebagai Ketua Pelaksana Asian Games 2019.
“Nah oleh sejak itu, dari tahun 2019, peristiwa Asian Games itu dilakukan selesai, cukup mendapat pujian banyak orang dalam negeri maupun luar negeri, saya melihat potensial menjadi calon presiden/wakil presiden di masa yang akan datang,” jelasnya.
Meningkatnya elektabilitas Erick Thohir juga didorong faktor rekam jejaknya sebagai mantan Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019. Kedekatan Erick Thohir dengan Presiden Jokowi pun disebut turut memberi dampak elektoral.
Seperti diketahui dalam survei Lembaga Indikator Politik Indonesia Erick Thohir selalu berhasil mendongkrak elektabilitas figur yang dipasangkan baik sebagai capres maupun cawapres.
Dalam simulasi tiga pasangan, Ganjar Pranowo-Erick Thohir unggul dengan 32,2 persen. Sementara Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dapat 27,4 persen, Ganjar-Erick 32,2 persen, Prabowo-Puan 28,7 persen. Kemudian dalam sejumlah simulasi tiga nama lainnya, Prabowo-Erick unggul dengan 31 persen mengalahkan pasangan Ganjar-Airlangga di angka 29,7 persen dan Anies-AHY 27,1 persen.
Prabowo-Erick kembali unggul dalam simulasi tiga pasangan lainnya dengan 31,8. Disusul Anies-AHY 29,2 persen, dan Ganjar-Puan dengan 26,9 persen.
Dalam simulasi dua pasangan, Anies-Erick unggul dengan 41,1 persen di atas pasangan Prabowo-Puan 38,9 persen. Erick juga unggul ketika menjadi cawapres dari Ganjar Prabowo dengan 41,8 persen, dari Prabowo-Puan hanya 39 persen. Saat dipasangkan dengan Prabowo, Erick juga unggul jauh dengan 47,5 persen di atas Ganjar Puan yang hanya meraih 33,1 persen.
Sebagai informasi survei dilakukan pada 11-21 Februari 2022. Survei melibatkan 1.200 responden dilibatkan dalam survei tersebut. Adapun metode penarikan sampel menggunakan multistagre random sampling dengan margin of error sekitar 2,9 persen. Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka. (HUM/RED)